Keagungan dan Maqam Ahlul Bait dalam Al Quran Bagian 2

وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ

“Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali Allah, dan janganlah bercerai berai”. (Qs. Ali Imran: 103)

Maksud dari Tali Allah (حبل الله) dalam Ayat

Para ahli tafsir memiliki beragam pendapat terkait dengan makna (حبل الله) yang terdapat di dalam ayat ini, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Al Quran, sebagiannnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Islam, sementara sebagian lainnya mengatakan bahwa maksud dari (حبل الله) pada ayat ini adalah para Imam ma’sum dari keluarga Rasul saw. dan Ahlul Bait beliau yang disucikan.

Semua pemaknaan ini telah disebutkan dalam riwayat-riwayat yang dinukil dari Nabi saw. dan para Imam Ahlul Bait as.

Dalam tafsir Durul Mantsur menukil dari Nabi saw. dan dalam kitab Ma’ani Al-Akhbar menukil dari Imam Sajjad as. disebutkan bahwa keduanya berkata: “Kitab Allah adalah tali yang terbentang dari langit”.

Dan diriwayatkan dari Imam Baqir as, beliau berkata: “Keluarga Muhammad as. merekalah tali Allah yang Allah perintahkan agar kita berpegang teguh kepadanya”. Kemudian beliau melanjutkan dengan membaca ayat di atas.

Pada dasarnya tidak ada pertentangan di antara ucapan dan hadis-hadis tersebut, karena yang dimaksud dari “tali Allah” adalah semua sarana yang dapat menghubungkan dengan Allah SWT. Baik sarananya melalui Islam, Al-Quran atau pun Nabi saw. dan Ahlul Baitnya as.

Lalu mengapa pada ayat ini digunakan istilah tali Allah, hal ini adalah untuk menunjukkan hakikat yang penting yaitu bahwa manusia akan terus berada dalam kebodohan dan kelalaian selama tidak ada syarat-syarat terwujudnya hidayah pada dirinya, dan tidak ada sosok yang menyiapkan hidayah tersebut untuknya, maka dia harus keluar dan naik dari kondisi terpuruk ini dengan berpegangan kepada tali yang kuat yang dapat mengeluarkan dan menolongnya keluar dari kondisi rendah itu, tali tersebut tidak lain adalah tali Allah yang kokoh yang dapat menghubungkannya dengan Allah melalui pembelajaran Al Quran dan para pemimpin dan pemberi hidayah yang hakiki yang mampu mengangkat manusia dari tingkatan rendah menuju tingkat tertinggi kesempurnaan maknawi.[1]

Dapat dipahami pula bahwa tali Allah adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT yang berfungsi untuk menghubungkan antara hamba dengan Tuhannya dan menghubungkan langit dengan bumi.

Selanjutnya adalah kalimat (وَلاَ تَفَرَّقُوا), ayat ini memerintahkan masyarakat Islam untuk berpegang teguh kepada Al Quran dan sunnah sebagaimana ia juga merupakan perintah untuk setiap individu.

Dalam kitab Durul Mantsur diriwayatkan dari Thabrani dari Zaid bin Arqam, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku memiliki keunggulan atas kalian, dan sesungguhnya kalian akan mendatangiku di telaga Haudh, maka perhatikanlah bagaimana perlakuan kalian terhadap dua pusaka sepeninggalku”. Seseorang bertanya kepada beliau: Apakah kedua pusaka itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Yang lebih besar adalah Kitab Allah Azza Wa Jalla.. Berpegang teguhlah kepadanya niscaya kalian tidak akan tersesat, sedangkan yang lebih kecil adalah keluargaku. Sesungguhnya keduanya tidak akan berbisah hingga mereka menjumpaiku di Haudh.. Janganlah kalian mendahului keduanya maka kalian akan celaka, dan janganlah kalian mengajari keduanya karena keduanya lebih tahu dari kalian”.[2]

[1] Tafsir Al Amtsal, Jilid 2 Hal. 469

[2] Tafsir Al Mizan, Jilid 3 Hal. 417

Pos ini dipublikasikan di Kajian Qur'ani, Tafsir Tematik. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar