Tafsir Tematik [4]: Salam Sejahtera Atas Âlu Yâsîn

Salam Sejahtera Atas Âlu Yâsîn

Allah SWT berfirman dalam Surah ash Shâffât [37];13:

سَلاَمٌ عَلَى آلِ يَاسِيْن

“Salam kesejahteraan dilimpahkan atas keluarga Yâsîn.”

Qira’ah dan Rasm Mushhaf

Para ahli qirâ’at (bacaan Al Qur’an) berbeda pendapat dalam membaca (melafadzkan) kata “آل ياسين” dalam ayat di atas. Di antara mereka ada yang membacanya إلياسين Ilyâsîn, sementara Nafi’i, Ibnu Amir (termasuk para qurra’ sab’ah/tujuh ahli model bacaan Al-qur’an), Ya’qub dan Ibnu Zaid membacanya dengan Âlu Yâsîn (آل ياسين). Dalam bacaan terakhir ini, kata tersebut adalah   dua kata yang digabungkan, kata Aalu yang berartikan keluarga dan kata yaasiin adalah salah satu nama Nabi Muhammad saw.

Bacaan yang terakhir ini sesuai dengan bacaan yang diajarkan oleh para Imam suci Ahlulbait Nabi as. selain juga sesuai dengan rasm (huruf penulisannya). Dan ini salah satu bukti kebenaran qira’ah terakhir ini.

Âlu Yâsîn Adalah Âlu/Keluarga Muhammad saw.

Ketika menafsirkan ayat di atas para ulama dan mufassir menyebutkan babarapa pendapat, di antaranya adalah bahwa yang dimaksud dengannya ialah Nabi Ilyas as. Penafsiran itu sesuai dengan dialek bani Asad.

Dan ada juga yang berpendapatn bahwa kata “آل ياسين” adalah bentuk jama’ dari kata “الياس”. Adapun yang di maksud ialah para pengikut dan sahabat Nabi Ilyas as.

Akan tetapi tidak sedikit di antara tokoh-tokoh tafsir Ahlulsunnah berpendapat -atau sekedar menyebutkan pendapat para mufassir salaf (klasik)-, bahwa yang dimaksud dengannya adalah keluarga Nabi saw.

Ibnu Hajar –misalnya- ia menggolongkan ayat ini sebagai ayat keutamaan Ahlulbait Nabi saw. ia menyebut ayat dalam bukunya sebagai ayat ketiga dari sekian belas ayat keutamaan Ahlulbait as. yang ia tafsirkan. Demikian juga dengan al-Fakhru al-Razi dan beberapa ulama’ lainnya, seperti akan saya sebutkan nanti.

Âlu Yâsîn Dalam Pandangan Para Mufassir Ahlusunnah

Para ulama dan mufassir Ahlusunnah telah menyebutkan beberapa riwayat yang menafsirkan ayat tersebut sebagai Aalu, keluarga Nabi Muhammad saw.

Di bawah ini akan saya sebutkan beberapa daeinya:

  1. Ath Thabari: Ibnu Jarir ath Thabari –salah seorang mufassir tertua Ahlusunnah- menyebutkan dalam tafsir Jâmi’ al Bayân-nya sebagai beriukt, “Mayoritas ahli/pakar qirâ’at dari kota Madinah membacanya: سلام على آل ياسين dengan memisahkan kata “ال” dari kata “ياسين” dan sebagian dari mereka menafsirkannya dengan arti: ‘Salam Sejahtera atas keluarga Muhammad.’[1].
  2. An Nisâbûri: Dalam tafsirnya Gharaib al-Qur’an –dicetak dipinggir tafsir ath Thabari,[2] setelah menafsirkan ayat-ayat sebelumnya, ia menyebutkan tiga pendapat tentang tafsiran ayat آل ياسين , salah satu darinya ialah, “Yang dimaksud dengannya adalah Aalu (keluarga) Muhammad saw.”
  3. Ibnu Katsir: Setelah menyebut beberapa pendapat yang mendasarkan tafsirannya atas bacaan selain Nafi’, Ibnu Amir dan kawan-kawan, ia berkata, “Sedangkan yang lain, mereka membaca ayat tersebut dengan سلام على آل ياسين yakni yang dimaksud adalah keluarga Muhammad saw.[3]
  4. Asy Syaukani: Dalam tafsirnya, asy Syaukani berkata, “Nafi’, Ibnu Amir, al A’raj dan Syaibah membaca kata: آل ياسين dengan meng-idhâfah-kan kata آل kepada kata ياسين dengan arti, ‘keluarga Yasin’. Sementara para qâri’ lain membacanya: الياسين dengan meng-kasrah-kan huruf hamzah (إِ) dan men-sukun-kan huruf lam (إِلْ), kecuali al Hasan, ia membacanya: اَليَاسين. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa arti ayat tersebut dengan mendasarkan pada qira’ah-qira’ah di atas adalah: “Nabi Ilyas as.” (Kemudian ia melanjutkan): “Al Kalbi berkata, “Yang dimaksud dengan ال ياسين adalah keluarga Muhammad saw.’” (Lalu dalam pembahasan riwayat, ia menukil sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ra. yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, al-Thabarani dan Ibnu Murdawaih, ia berkata, “Kami keluarga Muhammad adalah Aalu Yasin”[4]).
  5. Al Baidhawi: Dalam tafsirnya Anwâr at Tanzîl-nya berkata, “Nafi’ dan Ya’qub membacanya dengan: ال ياسين, karena kata itu dalam mushaf ditulis secara terpisah, …dan ada yang mengatakan bahwa Yâsîn yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw.’[5] Jadi Âlu Yâsîn adalah keluarga Nabi Muhammad saw.
  6. Al Khâzin: Dalam tafsirnya Luâab at Ta’wîl-nya berkata, “Ayat tersebut dibaca: ال ياسين dengan memisahkan kata ال dari kata Yâsîn. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Keluarga Muhammad saw.”[6]
  7. Al Baghawi: Dalam tafsirnya Ma’âlim at Tanzîl –dicetak dipinggir tafsir al-Khâzin- bertaka, “Nafi’ dan Ibnu ‘Âmir membacanya dengan: ال ياسين sebab memang demikian tertulis dalam mushaf. Sedangkan para qurrâ’ lain membacanya dengan: الياسين . Dan mereka yang membaca dengan bacaan pertama mengatakan, “Yang dimaksud adalah nama Muhammad saw.”[7]
  8. Al Kalbi: Dalam kitab At Tashîl-nya bertaka, “Kata ال di sini artinya adalah keluarga …, ada yang mengatakan bahwa Yasin adalah nama Muhammad saw.”[8]
  9. As Suyuthi: Dalam tafsirnya Ad Durr al Mantsûr-nya berkata, “Ibnu Abi Hatim, al-Thabarani dan Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. tentang tafsir ayat tersebut, ia berkata, “Kami keluarga Muhammad (yang dimaksud dengan) Aal Yasin.”[9]
  10. Az Zarandi Al Hanafi: Dalam kitabnya Nadhum Durar al-Simthain, pasal tentang ayat-ayat yang turun menyebur keutamaan Imam Ali as, ia berkata, “Ibnu Abbas berkata tentang arti ayat tersebut, ‘Salam atas keluarga YâsÎn, yakni keluarga Muhammad,’”[10]
  11. Fakhruddîn Ar Razi: Dalam tafsirnya Mafâtih al Ghaib berkata, “Nafi’, Ibnu ‘Âmir dan Ya’qub membacanya: ال ياسين dengan me-mudhaf-kan kata ال kepada kata ياسين , sementara itu yang lain membacanya: الياسين. Adapun berdasarkan qirâ’ah ini (pertama) ada tiga kemungkinan arti, … yang kedua, Âlu Yâsîn adalah keluarga Nabi Muhammad saw.[11] Dan ia menganggap pendapat ini kurang kuat, akan tetapi pada kesempatan lain ia menegaskan bahwa ayat: سلام على آل ياسين adalah turun memuat keutamaan yang agung untuk keluarga Nabi saw. Ia berkata, “Sesungguhnya Ahlulbait Nabi saw. telah menyamai Nabi saw. dalam lima perkara:

(1) Dalam keharusan (umat) mengucapkan salam (atas keluarga Nabi saw.), Allah berfirman: “Salam atasmu wahai Nabi, dan ia juga berfirman: سلام على آل ياسين (Salam sejahtera atas keluarga Yâsîn, yakni keluarga Muhammad).

(2) Dalam membaca shalawat kepada Nabi dan kepada mereka dalam Tasyahhud.

(3) Dalam penyucian Ilahi, Allah berfirman: طه , artinya: “Wahai orang yang suci.”, dan Ia juga berfirman: وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا.

(4) Dalam diharamkannya zakat (shadaqah) atas mereka, dan

(5) dalam keharusan mencintai mereka …[12]

  1. Ibnu Hajar al-Haitami: Dalam kitabnya ash Shawâ’iq[13] Bab ke-11, Pasal Pertama tentang ayat-ayat keutamaan Ahlulbait as. berkata, “(Ayat Ketiga): Firman Allah: سلام على ال ياسين. Sekelompok mufassir menukil dari Ibnu Abbas ra. bahwa yang dimaksud dengannya adalah, “ Salam atas keluarga Muhammad.” Dan demikian juga yang dikatakan oleh al Kalbi. (Kemudian pada akhir pembahasan ayat ini, ia menyebut penegasan ar Râzi tentang lima kesamaan khusus antara Nabi saw. dan Ahlulbait/Keluarga suc beliau).
  2. Allamah Al Habib Abu Bakar bin Syihab al Husaini: Dalam kitabnya Rasyfat ash Shâdi,[14] Bab Pertama tentang ayat-ayat keutamaan Ahlulbait as, beliau berkata, “Ayat lain, yaitu firman Allah: سلام على ال ياسين. Sekelompok Mufassir menukil dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, ‘Âlu/Keluarga Yâsîn adalah keluarga Muhammad saw.’ Dan an Naqqâsy menukil pendapat ini dari al Kalbi.’

Dan selain para ulama yang saya telah sebutkan pernyataan mereka di atas, masih banyak ulama lain yang juga menafsirkan aya tersebut dengan penafsiran seperti di atas, di antara mereka adalah:

  1. Ibnu al-Maghâzili, dalam kitab Manâqib-nya, seperti disebutkan oleh Syeikh K.H. Abdullah bin Nuh asy Syâfi’i dalam kitabnya al Manâqib.
  2. Allamah Hamid bin Ahmad al-Mahalli dalam al-Hadâiq al-Wardiyyah.
  3. Allamah Ahmad bin Abdul Wahhâb dalam Nihâyat al Adab.
  4. Sayyid Muhammad Shiddîq Hasan Khân dalam Fathu al Bayân,8/78.
  5. Abu Hayyan dalam tafsir al-Bahru al-Muhîth-nya,7/373.
  6. Al Qurthubi dalam al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân,15/119.
  7. Al Alûsi dalam tafsir Rûh al Maâ’ni-nya,3/129.
  8. Al Kasyfi dalam Manâqib al-Murtadhawiyah:25.
  9. Ibnu Hajar Al Asqalâni dalam Lisân al Mizân-nya,6/124.
  10. Al Haitsami dalam Majma’ az Zawâid,6/174.
  11. Al Qandûzi al Hanafi dalam Yanâbi’ al Mawaddah-nya:7.

Ayat Âlu Yâsîn Dalam Riwayat-riwayat Syi’ah Imamiyah

Di bawah akan saya sebutkan beberapa riwayat yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah turun untuk menjelaskan keutamaan Ahlulbait as.:

  1. Dari Sulaim bin Qais al Hilâli dari Imam Ali as, beliau berkata:

إِنَّ رسولَ اللهِ (ص) إِسْمُهُ يَاسِيْن وَ نَحْنُ الَّذِيْنَ قَالَ اللهُ {سَلامٌ عَلَى آلِ يَاسِيْن

“Sesungguhnya Yâsîn adalah nama Rasulullah saw., dan kami adalah orang-orang yang dimaksud dengan firman Allah: ‘Salam kesejahteraan dilimpahkan atas keluarga Yâsîn.’”[15]

  1. Dari Imam Ja’far as. dari ayah-ayah beliau dari Imam Ali as., tentang firman Allah: سلام على ال ياسين, beliau berkata, “Yâsîn adalah Muhammad dan kami adalah keluarga Muhammad.”[16]
  2. Dari Abu Abdul Rahman al Aslami dari Umar bin Khatthab, bahwa ia membaca ayat tersebut demikian: سلام على ال ياسين ia berkata, “Mereka adalah keluarga Muhammad saw.’
  3. Dari A’masy dari Mujahid dari Ibnu Abbas tentang ayat tersebut, “Kamilah keluarga Muhammad.”[17]
  4. Dari al Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas tentang ayat tersebut, ia berkata: “Artinya” ‘Salam atas keluarga Muhammad.’”[18]
  5. Dan dalam dialog panjang antara Imam Ali Ridha as. dan para ulama di istana Khalifah Ma’mun, beliau menegaskan bahwa ayat tersebut salah ayat keutamaan Ahlulbait as.
  •  Makna Salâm

Kata: Salâm dalam redaksi-redaksi semacam ini adalah bentuk kalam khabari (berita), sementara yang dimaksudkan adalah kalam insyâ’i (permohonan). Dan dalam hal ini tentunya menuntut adanya pihak yang kepadanya permohonan itu dialamatkan. Sedangkan Allah tidak mungkin (mustahil) memohon dari siapapun, maka dengan demikian arti Salâm Allah atas keluarga Yâsîn adalah berita gembira bagi mereka, karena Allah SWT menjamin keselamatan atas mereka dari segala bentuk hal yang tidak baik. Dan tentunya hal tersebut adalah penghormatan yang maha agung.

  • Ayat Âlu Yâsîn dan Keutamaan Ahlulbait as.

Dalam surah ash Shâffât dapat kita jumpai ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Allah SWT menghaturkan Salâm atas para nabi as., seperti Nabi Nuh as., Ibrahim as., Ismail as., Musa as., Harun as. dan beberapa nabi lain. Akan tetapi kita tidak pernah menemukan dalam satu ayat Al Qur’an- pun bahwa Allah SWT menghaturkan Salâm kepada Âlu/keluarga para nabi itu, kecuali kepada keluarga Nabi Muhammad saw. dalam ayat di atas.

Dan ini adalah sebuah bukti keagungan yang tak tertandingi dan keutamaan yang sangat agung yang hanya diperuntukkan bagi Ahlulbait Nabi as., karena mereka disejajarkan dengan para nabi dalam masalah pemberian Salâm dari Allah SWT.

Keutamaan agung ini tidak dimiliki oleh seorang pun dari umat ini kecuali oleh Ahlulbait as., maka dengan demikian Ahlulbait as. adalah pribadi-pribadi paling utama dan paling mulia di atas umat manusia. Dan atas dasar itu, mereka lebih berhak dijadikan panutan dan pemandu dalam kehidupan umat Islam. Sebab akal sehat manapun akan berpendapat bahwa pribadi yang afdhal /lebih utama atas yang lain dari berbagai sisi dan sifatnya, dia-lah yang lebih berhak kita utamakan dan kita tempatkan pada posisi terdepan sebagai panutan dan pemimpin, Imam.

________________________

[1] Ath Thabari, Jâmi’ al-Bayân,23/61.

[2] An Nisaburi, Gharaib al-Qur’an,23/73.

[3] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’ân al ‘Adzîm,4/20.

[4]Al-Syaukani, Fathu al-Qadir, 4/409 dan 412.

[5] Al Baidhawi Anwâr at Tanzîl,5/11.

[6] Al Khâzin Lubâb at Ta’wîl,6/36.

[7] Al Baghawi, Ma’âlim at Tanzîl –dicetak dipinggir tafsir al-Khâzin-,6/63.

[8] Al Kalbi, Al-Tashiil, 3/175.

[9] As Suyuthi, Al-Durr al-Mantsur,7/120.

[10] Az Zarandi, Nadhum Durar al-Simthain:94.

[11] Ar Râzi, Mafatih al-Ghaib,25/165.

[12] Pernyataan Ar Râzi di atas telah dibenarkan dan dikutip oleh banyak ulama di antaranya Syeikh ash Shabbân dalam Is’âf ar RÂghibÎn (dicetak di pinggir kitab: Nûr al Abshâr):126-127.

[13] Ibnu HaJar, ash Shawâ’iq, Bab ke-11, Pasal Pertama:148-149.

[14] Allamah al Habib Abu Bakar bin Syihab, Rasyfat ash Shâdi:24.

[15] Al-Majlisi, al Bihâr,23/168 hadis ke 2, tafsir al-Burhân, 4/34 hadis ke 7 dan al Bihâr ,16/86 hadis ke 7 dari tafsir al-Furat.

[16] Al-Burhân 4/34 hadis ke 48, al-Bihar 23/168 hadis ke 7 dari Amali al-Shaduq hal 381 hadis ke 1 dan Ma’âni al Akhbâr 132 hadis ke 2, al Bihâr  16/87 hadis 2 dari Ma’âni dan Raudhatul Wâidhin 318.

[17] Al-Bihâr 23/168 hadis ke 3 dan al-Burhan 4/34 hadis ke 10.

[18] Al Bihâr 23/168 hadis ke 4, Amâli; Syeikh ash Shadûq: 381/hadis ke 3.

Pos ini dipublikasikan di Tafsir Tematik. Tandai permalink.

4 Balasan ke Tafsir Tematik [4]: Salam Sejahtera Atas Âlu Yâsîn

  1. Hariyadi berkata:

    1. Yg dibahas bukan surah [37];13 tapi [37];130
    2. Krn tulisan anda ini, saya telah mengecek, ternyata penulisan “Ilyāsa” di surah [6];85 sama dg yg di [37];123. Namun berbeda dg yg di [37];130
    3. Teŕimakasih ba

    Suka

  2. Hariyadi berkata:

    3. Terimakasih banyak… anda telah memuaskan hati saya

    Suka

Tinggalkan komentar