Sekali Lagi Allah Memuji Syi’ah Sebagai Sebaik-baik Makhluk-Nya!

Syi’ah Adalah Sebaik-baik Makhluk Allah SWT

 Allah SWT tidak meminta dari hamba-hamba-Nya kecuali beriman dan beramal shaleh. Maka barang siapa yang menyahuti panggilan Allah SWT; beriman dan beramal shaleh pasti Allah akan mencintainya. Dan kecintaan Allah SWT tiada batas. Allah akan memuji, membanggakan dan membalas dengan kebaikan hamba-hamba-Nya yang ta’at kepada-Nya dengan mengikuti Risalah-Nya yang Ia turunkan melalui para rasul demi kebaikan hamba.Allah menggelari mereka dengan Khairul Bariyyah, sebaik-baik makhluk.

Firman Allah:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS 98:7)

 Tolok Ukur Kemuliaan dalam Islam

Islam menjadikan keimanan, ilmu dan amal saleh sebagai tolok ukur nilai dan kemuliaan seseorang, bukan materi, harta, keturunan atau kedudukan. Di samping tidak bisa digunakan sebagai ukuran dan neraca keutamaan, hal-hal tersebut di atas juga akan membawa dampak negatif yang mengancam ketenangan, kedamaian dan keharmonisan hidup bermasyarakat dalam sekup yang luas.

Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurât ayat 13:

يَا أَيُّها الناسُ إِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ َّكَرٍ وَ اُنْثَى و جَعَلْناكُمْ شُعُوبًا و قَبائِلَ لِتَعَارَفُوا، إِنَّا أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقاكُمْ، إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.

“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alllah ialah orang yang paling bertaqwa di anrara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.”

Dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِ اللهُ الذينَ آمَنُوا و الذين أُوتُوا العلْمَ درجاتٍ.

“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang dibeni ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Orang-orang kafir dan kaum materialis di sepanjang zaman yang menjadikan materi dan kebendaan sebagai tolok ukur keutamaan dan kehormatan, disalahkan oleh Alqur’an. Allah berfirman dalam surah Al-Fajar ayat 15-16:

فَأَمَّا الإِنْسانُ إِذا ما ابتَلاَهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ و نَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّيْ أَكْرَمَنِ، وَ أَمَّاإِذا ما ابتَلاَه فَقَدَرَ عليهِ رِزْقَهُ فَيَقُوْلُ رَبِّيْ أَهانَنِ.

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakannya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu Tuhan memabatasi rizkinya, maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.”

Demikianlah pandangan Islam tentang kemuliaan dan keutamaan manusia, seorang muslim harus tegub dalam meyakini prinsip ideologi dan mempertahankannya, berbuat baik dalam menciptakan dan memberikan andil bagi suatu kehidupan daniai dan sejahtera dan beribadah serta beramal saleh.

Imam Ali bersabda:

قِيْمَةُ كُلِّ امْرِئٍ ما يُحْسِنُهُ

“Nilai seseorang adalah kebaikan yang ia perbuat.”[1]

 Arti Ayat secara Umum

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menghambakan diri kepada-Nya dengan ikhlas dan hati yang tulus, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat dan ta’at pada Allah dan Rasul-Nya dalam perintah dan larangan-Nya, mereka itulah sebaik-baik makhluk ciptaan.[2]

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa predikat sebaik-baik makhluk, Khairul Bariyah hanya diberikan bagi mereka yang menggabungkan iman dan amal saleh. Hal itu terlihat jelas dengan peletakan kata ganti orang ketiga hum yang dalam istilah para pakar bahasa Arab disebut dengan nama dhamir fashil yang berfungsi sebagai pembataskan (qashr) arti dan makna (hanya mereka itulah yang berpredikat sebaik-baik makhluk).

 Siapakah Yang Dimaksud Dengan Khairul Bariyyah Dalam Ayat Tersebut?

Berdasarkan hadis-hadis shahih yang diriwayatkan oleh para ulama besar dan tokoh-tokoh terkemuka Ahlusunnah maupun Syi’ah disebutkan bahwa ketika ayat tersebut turun Nabi saw. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Khairul Bariyah adalah para imam suci Ahlulbait as. dan pengikut-pengikut setia (Syi’ah) mereka. Dan atas dasar ini mereka sepakat

Di bawah ini akan saya sebutkan beberapa riwayat darinya:

Para ulama dan ahli tafsir itu telah meriwayatkannya dari sahabat-sahabat tersebut di bawah ini:

  1. Imam Ali as.
  2. Abu Barzah al Aslami.
  3. Buraidah.
  4. Jabir ibn Abdillah an Anshari.
  5. Abduillah ibn Abbas.
  6. Imam Muhammad al Baqir as.
  7. Mu’adz.

Dibawah ini akan saya sebutkan beberapa darinya:

  • Riwayat Abu Barzah al Aslami.
  • Al Hiskani: Abu Bakar ibn Abi al Hasan al Hafidz mengabarkan kepada kami, ia berkata, Umar ibn Hasan ibn Ali ibn Malik mengabarkan kepada kami, ia berkata, Ahmad ibn al hasan ibn Sa’id al Khazzâz menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, ayahku menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Hushain ibn Mukhariq menyampaikan hadis kepada kami dari Hibbân ibn Ali dan Bahr al Maslami dari Abu Daud dari Abu Barzah, ai berkata, “Rasulullah saw. membaca ayat:

إِنّ الّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصّالِحَاتِ أُوْلَـَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيّةِ

“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shalih, mereka adalah Khairul Bariyyah (sebaik-baik manusia).”

dan bersabda:

هُمْ أنتَ و شِيْعَتُكَ يا عليُّ، و مِيْعادٌ بينِيْ و بينَكَ الحوض.

“Mereka itu adalah kamu dan Syi’ahmu hai Ali, tempat perjumpanku dan kamu adalah telaga, haudh.”[3]

 Hadis Riwayat Buraidah.

  • Al Hiskani: Al Hakim Abu Abdillah al Hafzdi menyampaikan hadis kepada kami, ia membacakan dan mendektekannya, ia berkata, Abdul Haq ibn Nâqi’ al Hafidz mendektekan hadis kepada kami di kota Baghdad, ia berkata, Ahmad ibn Musa ibn Ishaq al Hammar menyampaikan hadis kepada kami di kota Kufah, ia berkata, al Qasim ibn Dhahhâk menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, al Hasan ibn Ali al Bazzâr menyampaikan hadis kepada kami, dari Amr ibn Syimr, ia berkata, “Aku mendengar Muhammad ibn Junadah menyampaikan hadis dari Jabir al Ju’fi dari Buraidah dari ayahnya, ia berkata,

Nabi saw. membaca ayat:

إِنّ الّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصّالِحَاتِ أُوْلَـَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيّةِ

“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shalih, mereka adalah Khairul Bariyyah (sebaik-baik manusia).”

lalu meletakkan tangan beliau di atas pundak Ali dan bersabda:

هُوَ أنتَ و شِيْعَتُكَ يا عَلِيُّ، ترد أنت و شِيْعَتُكَ يومَ القيامَةِ رُواء مَرْوِيِّيْنَ، و يرِدُ عَدُوُّكَ عُطاشًا مُقْمَحِيْنَ.

“Yang dimaksud adalah engkau dan Syi’ahmu hai Ali. Eengkau akan datang bersama Syi’ahmu pada hari kiamat dalam keadaanterpuaskan minumnya dan musuh-musuhmu akan datang dalam keadan kehausan dan terebelenggu.”[4]

  • Hadis Riwayat Jabir ibn Abdillah al Anshari ra.
  • Al Khawarizmi: Penghulu para hafidz Abu Manshur Syahr Dâr ibn Syirawaih ibn Syahr Dâr ad Dailami mengabarkan kepada kami secara tertulis dari kta Hamadân, ia berkata Abdûs ibn Abdullah ibn Abdûs al Hamdâni mengabarkan kepada kami, ia berkata, Syeikh Abul Hasan ibn Muhammad ibn Ahmad al Bazzâr mengabarkan kepada kami di kota Baghdad, ia berkata, Qadhi, Abu Abdillah Husain ibn Harun ibn Muhammad adh Dhabbi menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Abu al Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Sa’id al hafidz menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, bahwa Muhammad ibn Ahmad al Quthwani menyampaikan hadis kepada mereka, ia berkata, Ibrahim ibn Anas al Anshari menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Ibrahim ibn Ja’far ibn Abdullah ibn Muhammad ibn maslamah menyampaikan hadis kepada kami, dari Abu az Zubair dari Jabir, ia berkata, “Kami di sisi Nabi saw., lalu Ali ibn Abi Thalib as. datang, maka bersabdalah Rasulullah saw.,”Telah datang kepada kalian sandaraku.” Kemudian berliau menoleh ke Ka’bah dan menepuknya dengan tangan beliau kemudian bersabda:

وَ الذي نفسي بِيَدِهِ إِنَّ هذا و شِيْعَتَهُ هُمُ الفائِزُوْنَ يومَ القيامَةِ.

“Demi Zat Yang jiwaku di Tangan-Nya, sesungguhnya dia ini dan Syi’ahnya adalah orang-orang yang berjaya pada hari kiamat.”

Kemudian beliau menlanjutkan: Sesungguhnya dia adalah orang pertama yang beriman, paling menepati janj Allah –ta’ala-, paling menegakkan perkara Allah, paling adil terhadap rakyat, paling merapa pembagiannya dan paling agung di sisi Allah kedudukan/keistimewaannya.

Ia (Jabir) berkata, “Maka turun untuknya ayat:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

Ia (Jabir) berkata, “Dan adalah para sahabat Nabi saw., apabila Ali datang mereka berkata, ‘telah datang khairul bariyyah.’”[5]

  • Ibnu ‘Asâkir ad Dimasyqi: Abu al Qasim as Samarqandi mengabarkan kepada kami, ia berkata, ‘Ashim ibn al Hasan mengabarkan kepada kami, ia berkata, Abu Umar ibn Mahdi mengabarkan kepada kami, ia berkata, al Hafidz Abu al Abbas ibn ‘Uqdah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Muhammad ibn Ahmad ibn al hasan al Quthuwani menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Ibnrahim ibn Anas al Anshari menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Ibrahim ibn Ja’far ibn Abdullah ibn Muhammad ibn Maslamah menyampaikan hadis kepada kami dari Abu az Zubair dari Jabir ibn ABdillah, ia berkata… (riwayat yang sama dengan sebelumnya).[6]
  • Al Hiskani: dengan sanad bersambung kepada Abu az Zubair dari Jabir ibn Abdillah al Anshari ra. (riwayat yang sama dengan sebelumnya). Juga derngan sanad lain yanmg bersambung kepada Abdullah ibn Luhai’ah dari Abu az Zubair dari Jabir[7]
  • Hadis Riwayat Ibnu Abbas ra.
  • Abu Nu’aim al Isfahâni: Abu Muhammad ibn Hayyân menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Ishaq ibn Ahmad al Fârisi Hayyân menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Hafsh ibn Umar al Mahraqâni Hayyân menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Habawaih (Ishaq ibn Ismail) Hayyân menyampaikan hadis kepada kami, dari Umar ibn Harun dari ‘Amr dari Jabir dari Muhammad ibn Ali dan tamîm ibn Hadzlam dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Ketika turun ayat:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

Rasulullah saw. bersabda kepada Ali as.:

هُمْ أنتَ و شِيْعَتُكَ ، تَأْتِيْ أنتَ و شِيْعَتُكَ يومَ القيامَةِ راضِيْنَ مَرْضِيِّنَ، و يأتي عدوُّكَ غِضابًا مُقمَحِيْنَ.

“Mereka itu adalah engkau dan Syi’ahmu. Engkau dan Syi’ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan rela dan direlai (Allah), dan musuhmu akan datang dalam keadaan murka (terhadap Allah) dan tebelanggu.”[8]

  • Al Hiskâni: Hadis ini juga diriwayatkan al Hiskâni dalam Syawâhid-nya,2/356 hadis.1126, dengan tambahan di akhirnya: ‘Sesungguhnya ketika ayat ini turun, Nabi saw. bersabda kepada Ali:

هُو أَنْتَ وَ شِيْعَتُكَ. تَاْتِيْ أنتَ وَ شيعتُكَ يومَ القيامة راضين مرضِيِّيْنَ، و يأتي عَدُوُّكَ غِضابًا مُقْمَحِيْنَ. قال: و مَنْ عدُوِّيْ؟ قال: مَنْ تَبَرَّأَ منْكَ و لَعَنَكَ.

“Dia adalah kamu dan Syi ‘ahmu. Kamu dan Syi’ahmu datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diriidhai, sedang musuhmu dalam keadaan murka dan tertelangah. “Ali bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapa musuhku? Beliau menjawab, ‘yaitu orang yang berlepas tangan darimu dan melaknatmu.’ Kemudain Rasulullah bersabda, “Barang siapa mengatakan ‘Semoga Allah merahmati Ali’ maka Allah akan merahmatinya.” [9].

  • Abu Nu’aim[10]: Dengan sanad yang sama dengan sebelumnya, Abu Nu’aim meriwayatkan dari Abu Ishaq dari al Hârits (al Hamdâni) berkata, “Ali as. berkata kepadaku, “Kami adalah Ahlu bait (keluarga) yang tidak dapat disamakan dengan kami seorangpun.” Lalu ada seoran yang datang menjumpai Ibnu Abbas dan menyebutkan apa yang dengar dari Ali, maka Ibnu Abbas berkata, “Benar Ali. Tidakkah Nabi saw. tidak dapat disamakan dengan seorangun?! (kemudian ia bekata), “Untuk Ali-lah turun ayat:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

  • Al Hiskani: Dengan sanad bersambung kepada al Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas tentang firman Allah –ta’ala-:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

Ia berkata:

هُمْ عليُّ و شِيْعَتُهُ.

“Mereka adalah Ali dan Syi’ahnya.” [11]                                             

  • Al Hiskani: Dengan sanad bersambung kepada Muqâtil ibn Sulaiman dari adh Dhahhâk dari Ibnu Abbas tentang firman Allah:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

Ia berkata, “Ayat ini turun untuk Ali dan Ahlulbaitnya.”[12]

 

  • Hadis Riwayat Imam Ali as.
  • Al Khawârizmi, Ibnu Mardawaih dan Al Hiskâni: Dengan sanad bersambung kepada Ismail ibn Ziyâd al Bazzâr dari Ibrahim ibn Muhâjir, ia berkata, Yazid ibn Syurâhil al Anshari –juru tulis Ali- menyampaikan hadis kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Ali as. berkata, ‘Rasulullah saw. meesabda kepadaku ketika beliau bersandar di dadaku-, ‘Hai Ali, tidakkah engkau mendengar firman Allah –Ta’ala-:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.؟

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS 98:7)

هُمْ أنت وَ شيعتُكَ، و مَوْعِدِيْ و مَوْعِدُكم الحوضُ إذا جاءَتِ الأُمَمُ للِحسابِ يومَ القيامة تُدْعَوْنَ غُرًّا مُحَجَّلِيْنَ.

“Mereka itu adalah kamu dan Syi’ahmu. Tempat perjumpaanku dan kamu adalah telaga, Al-Haudh. Ketika umat manusia untuk hisab, kalian akan dipanggil dalam keadaan berseri-seri.”[13]

  • Hadis Riwayat Imam Muhammad al Baqir as.
  • Ath Thabari: Dengan sanadnya, Ibnu Humaid menyampaikan hadis kepada kami, ia berkata, Isa ibn Farqad menyampaikan hadis kepada kami,dari Abu al Jârud dari Muhammad ibn Ali:

أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ

Nabi saw. bersabda:

أنت يا علِيُّ وَ شيعتُكَ

“Engkau dan Syi’ahmu, hai Ali.”[14]

Dalam Syawâhid at Tanzîl-nya, al Hâfidz al Hakim al Hiskâni meriwayatkan tafsir ayat tersebut dari Imam Muhammad al Baqir as. (Imam Kelima Syi’ah Imamiyah, Ja’fariyah Istnâsyariyah) dari berbagai jalur periwayatan:

  1. Dari Israil dari jabir ibn Yazid al Ju’fi dari Abu Ja’far Muhammad ibn Ali as., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda (tentang ayat):

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.؟

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS 98:7)

هُمْ أنت وَ شيعتُكَ يا عِلي.

“Hai Ali, mereka itu adalah kamu dan Syi’ahmu.”

  1. Dari Syaddâd al Ju’fi dari jabir dari Ja’far Muhammad ibn Ali as., ia berkata, (hadis yang sama).
  2. Dari Syaddâd ibn Rusyaid dan dari ‘Amr ibn Syimr keduanya dari Ja’far Muhammad ibn Ali as., ia berkata, (hadis yang sama).
  3. Dari Israil dan Abân ibn Taghlib dari Jabir (hadis yang sama).
  4. Dari ‘Amr ibn Syimr dari Jabir dari Abu Ja’far dari Nabi saw. bersabda (terkait dengan ayat):

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS 98:7)

هُمْ أَنْتَ وَ شِيْعَتُكَ، تَردُ عَلَيَّ أنتَ وَ شيعتُكَ راضين مرضِيِّيْنَ.

“Mereka adalah engkau dan Syi ‘ahmu. Engkau dan Syi’ahmu akan datang menemuiku dalam keadaan ridha dan diriidhai.”

  1. Dari Mas’ud ibn Sa’ad al Ju’fi dari Jabir al Ju’fi dari Abu Ja’far tentang firman Allah:

إِنَّ الذينَ آمَنُوا و عَمِلُوا الصالِحاتِ أُولَئِكَ هُمْ خيرُ البَرِيَّةِ.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS 98:7)

Beliau berkata, “Yang dimaksud dengan mereka adalah Ali dan Syi’ahnya.”Allâmah Al Alûsi juga menyebutkan beberapa riwayat yang mendukung bahwa ayat ini turun untuk menjelaskan keutamaan Imam Ali as. dan keluarganya.[15]

 Kejayaan Dan Keburuntungan Syi’ah Di Sisi Allah SWT

Selain apa yang disebutkan di atas, banyak juga hadis Nabi saw. yang meneganskan bahwa:

  • Syi’ah Ali adalah Orang-orang yang Fâizîn/Beruntung dan Berjaya.

Di bawah ini mari kita simak sabda Nabi Muhammad saw. tentangnya:

Ibnu Asakir meriwayatkan dan Jabir bin Abdillah ra., ia berkata, “Kami bersama Nabi saw. lalu datanglah Ali as., maka beliau saw. bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، إِنَّ هَذَا وَ شِيْعَتَهُ لَهُمُ الفائِزُونَ يوم القيامةِ

“Demi yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya orang ini dan Syi’ahnya benar-benar orang-orang yang beruntung di hari kiamat.”

Lalu turunlah ayat tersebut.

Maka para sahabat Nabi saw. apabila Ali datang, mereka berkata, “Telah datang Khairul Bariyyah.”[16]

  • Syi’ah Ali as. adalah Orang-orang Yang Dirihdai Allah SWT

Al Hafidz Jamaluddin az Zarandi meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, ‘Sesungguhnya ketika ayat ini turun, Nabi saw. bersabda kepada Ali:

هُو أَنْتَ وَ شِيْعَتُكَ. تَاْتِيْ أنتَ وَ شيعتُكَ يومَ القيامة راضين مرضِيِّيْنَ، و يأتي عَدُوُّكَ غِضابًا مُقْمَحِيْنَ. قال: و مَنْ عدُوِّيْ؟ قال: مَنْ تَبَرَّأَ منْكَ و لَعَنَكَ.

“Dia adalah kamu dan Syi’ahmu. Kamu dan Syi’ahmu datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diriidhai, sedang musuhmu dalam keadaan murka dan tertelangah. Ia berkata,”Siapa musuhku?” Beliau menjawab,”Orang yang berlepas tangan darimu dan melaknatmu.”[17]

Penutup

Mudah-mudahan kita digolongkan sebagai Syi’ah Ali as. yang memenuhi hatinya dengan kecintaan dan kesetiaan kepada beliau as. sebab kecintaan dan kesetiaan kepada beliau as. adalah inti keimanan dan membenci beliau as. adalah kemunafikan.

 __________________

[1] Nahjul Balaghah, hikmah ke 95.

[2] Tafsir a th Thabari.30,264.

[3] Syawâhid at Tanzîl,2/359, hadis.1130.

[4] Ibid. hadis,1131.

[5] Al Manâqib; al Khawarizmi:111-112 hadis.120.

[6] Târîkh Damasyqus,42/318 hadis 3933, dan ia juga meriwyatkan dengan dua sanad lain yang juga bersambung kepada Abu az Zubair dari Jabir rdarinya al Kunji asySyafi’i meriwayatkan dalam Kifâyah ath Thâlib, bab 62 hal. 244-245.

[7] Syawâhid at Tanzîl,2/361-362, hadis.1139 dan 140.

[8] Mâ Nazala Min Al Qur’an Fî Ali; Abu Nu’aim al Isfahâni:273-274, darinya Ibnu Bithrîq dalam Khashâish al Wahyi al Mubîn:224-225.

[9]Riwayat ini juga disebutkan oleh beberapa ulama dalam buku-buku mereka seperti: Az Zarandi Al-Hanafi dalam Nadmu Simthi Ad Durar: 92 cet. Maktabah Nainawa -Tehran- , Asy Syaukani dalam tafsir Fath Al-Qadir,5/477 dari riwayat Ibnu Mardawaih, As Suyuthi dalam Ad Durr Al Mantsur,7/589, dan Asy Syablanji dalam Nûr al Abshâr: 87.

[10] Mâ Nazala Min Al Qur’an Fî Ali:225-226.

[11] Syawâhid at Tanzîl,2472 hadis.1145.

[12] Syawâhid,2336 hadis.1146 dan setelahnya ia meriwayatkan dua riwayat lain dari Ibnu Abbas melalu jalur Abu Shaleh, hadis 1147-1148.

[13] Syawâhid at Tanzîl,2/356 hadis 1125 al Manâqib, pasdal 17, hal.265-266 hadis.247 dari riwayat Ibnu Mardawaih, dan darinya as Suyuthi meriwayatkan dalam ad Durr al Mantsûr,6/643.

[14] Jâmi’ al Bayân ‘An Ta’wîl al Qur’an,30/265.

[15] Tafsir Rû al-Ma’âni,15/431.

[16] Ad Durr al Mantsur.7, 589 dan Fath al Qadir.5, 477.

[17]Riwayat ini juga disebutkan oleh beberapa ulama dalam buku-buku mereka seperti: az Zarandi al Hanafi dalam Nadmu Simthi ad Durar: 92 cet. Maktabah Nainawa -Tehran-, asy Syaukani datam tafsir Fath al Qadir.5, 477 dari riwayat Ibnu Murdawaih, as Suyuthi dalam ad Durr al Mantsûr,7/589, dan asy Syablanji dalam Nûr al Abhâr: 87.

Pos ini dipublikasikan di Kajian Qur'ani, Tafsir Tematik. Tandai permalink.

Satu Balasan ke Sekali Lagi Allah Memuji Syi’ah Sebagai Sebaik-baik Makhluk-Nya!

  1. andy berkata:

    Menarik sekali. Terima kasih

    Suka

Tinggalkan komentar